Perusahaan berbasis teknologi perlahan-lahan menggeser industri berbasis energi. Sepuluh tahun lalu, konglomerat di dominasi mereka yang mengelola perusahaan minyak dan gas. Namun tidak untuk saat ini, dimana industri teknologi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat dunia.
Tidak hanya membuat industri teknologi dan energi bersaing, teknologi juga telah mengubah gaya hidup secara keseluruhan. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini, tanpa sadar kita juga termasuk warga yang mengalokasikan dana ke teknologi. Meskipun dalam kesehariannya kita juga masih menggunakan energi seperti minyak, gas, listrik, dan lain sebagainya.
Dulu, perusahaan tambang dan energi menguasai pasar. Kini, posisi mereka terus digeser oleh perusahaan teknologi. Di tahun 2006, hanya perusahaan Microsoft yang masih dalam enam jajaran perusahaan kakap multinasional. Namun 10 tahun kemudian, di tahun 2016, Apple, Amazon, bahkan Facebook turut masuk dalam enam besar. Di tahun 2016, hanya ExxonMobil sebagai perusaaan minyak dan energi yang bertahan.
Oleh karena itu, industri energi berharap mampu mengadopsi teknologi. Dengan teknologi yang lebih cerdas, model bisnis yang lebih maju, dan tren teknologi yang terus bertumbuh dengan cepat. Walau sebenarnya, dalam praktek di masyarakat kedua hal ini saling mendukung satu sama lain. Masyarakat seolah tidak bisa hidup tanpa teknologi, tapi mereka juga tidak bisa hidup tanpa minyak dan energi lainnya.
Sayangnya kebutuhan teknologi masyarakat jauh lebih besar. Kapitalisasi dalam bidang teknologi terus meningkat, sedangkan industri minyak dan energi terus menurun. Dampaknya mungkin akan membuat kaum muda lebih paham dunia teknologi daripada dunia energi. Padahal, kita butuh melindungi bumi dengan energi terbarukan, yang mana hal itu bukanlah sebuah sponsor dengan kalimat klise semata.
Perubahan iklim kian mengkhawatirkan. Tanggung jawab pun beralih pada mereka yang lebih muda, untuk mengembangkan energi terbarukan. Teknologi dan energi harus digabungkan, untuk menjadi teknologi energi baru terbarukan dan menumbuhkan banyak inovasi. Seperti menciptakan teknologi ramah lingkungan. Tidak hanya mengatasi perubahan iklim, perkembangan inovasi baru dalam bidang energi juga pasti berdampak pada ekonomi negara.
Karena harganya harus terjangkau, sebagai negara berkembang kita tidak bisa epas dari energi fosil. Dari energi fosil yang kemudian menjadi pembangkit listrik masih menjadi pilihan utama. Namun ada harapan Indonesia bisa meninggalkan bahan bakar fosil, setidaknya sampai tahun 2025. Indonesia butuh riset dan penelitian lebih lanjut agar bisa mengaplikasikan energi baru terbarukan. Selain itu, Indonesia juga membutuhkan energi baru yang lebih bersih, akan lebih baik jika tidak menggunakan batubara.
Kebaikan alam dan kebaikan bersama harus didukung oleh kepentingan perusahaan. Kadangkala, kepentingan perusahaan tidak sejalan dengan kebaikan bersama. Hal-hal yang merugikan bisa saja datang dari kebijakan perusahaan, untuk itu pemerintah yang jujur dan terbuka bisa selalu mengawasi agar tetap aman.
Sama seperti penggunakan teknologi, masyarakat ingin semuanya terjangkau, namun tetap aman jika digunakan. Walau hal ini akan menjadi PR panjang untuk pemerintah dan para perusahaan sumber daya, besar harapannya Indonesia dapat menikmati energi yang bersih, aman, berkelanjutan, andal, namun dengan harga terjangkau. Disisi lain, Indonesia juga masih berjuang untuk mencukupi energi listrik saat ini. Karena nyatanya, masyarakat Indonesia masih kekurangan energi listrik.
Tetapi berkat agen slot online sekarang orang bisa makin mengenal dan bisa bermain game slot dari mana saja. Kendala lain yang mungkin terjadi adalah permasalahan investasi. Butuh berapa banyak untuk melakukan penelitian? Tampaknya energi baru terbarukan akan bisa kita nikmati, sejalan dengan berapa biaya yang sanggup kita investasikan.